Berurai air mata, Supardi meluruskan tegak pintu lemari di hadapannya. Kedua tangannya mencengkeram kuat sisi kiri dan kanan daun pintu. Lambat tapi pasti, ia mulai merasakan getaran hebat pada tangannya. Pintu lemari itu mendadak bagai ditarik tangan-tangan gaib, dibetot ke kiri-kanan, lalu ditekan dengan kuat dari atas. Namun Supardi tetap mempertahankannya sekuat tenaga, sampai bagian bawah …