Text
60 Menit Terapi Shalat Bahagia
"Shalat Bahagia? Shalat mengantar manusia kepada kebahagiaan. Pasti, hayya ‘alas sholah (ayo shalat) dilanjutkan hayya alal falah (ayo bahagia). Tapi realitasnya tidak demikian. Buku ini menjembatani dua panggilan adzan itu dengan terapi (baca: cara) membangun mindset T2Q (tawakal, tumakninah dan qonaah) sebagai modal shalat khusyuk (penuh penghayatan). Anda lalu bisa “memandang dunia secerah cahaya dluha” dan “mimum yang pahit tapi terasa manis”
60 Menit Terapi? Anda dijamin hafal kurang dari 60 menit kalimat kunci terapi shalat bahagia: SUBHAN TURUT HADIR di MASJID untuk AKSI SOSIAL. Kunci ini berisi 13 pokok renungan yang disarikan dari semua doa shalat dari Nabi SAW. Semua itu direnungkan hanya dalam hati (tidak diucapkan) setelah membaca doa-doa resmi pada saat berdiri, rukuk, i’tidal, sujud dan seterusnya. Misalnya, kata kunci AKSI (Ampunan, Kasih, Sejahtera, dan Iman) direnungkan ketika duduk antara dua sujud setelah membaca doa yang baku. Setelah hafal kalimat kunci itu, perlu latihan dan pembiasaan lebih lama.
Tujuan Buku? Untuk membantu mereka yang kesulitan memahami inti doa-doa shalat. Anda yang sudah sangat mahir berbahasa Arab atau merasa shalatnya sudah sempurna, tidak dianjurkan membaca buku ini. Penulis berharap buku ini membantu Anda bershalat lebih khusyuk, dan membebaskan Anda dan semua manusia dari penderitaan dan kesedihan. Shalatlah dan senyumlah. Shalatlah dan berpikir positiflah terhadap masalah.
Latar Belakang? Buku ini hadir setelah penulis mengalami beberapa penyakit, lalu mendapat banyak inspirasi dan pengalaman terapi diri melalui shalat. Antara lain melalui rukuk, sujud minimal 30 detik dan semua gerakan shalat lainnya. Dua tahun dibutuhkan untuk berkonsultasi dengan berbagai ahli, dan try out pada berbagai profesi untuk menemukan kalimat kunci yang singkat dan mudah dihafal, serta penyuguhan substansi tasawuf dengan bahasa yang paling sederhana.
Kesahehan dan Efektifitas? Ada 14 guru besar termasuk rektor dari berbagai perguruan tinggi yang memberi komentar buku ini. Ada dua profesor yang membacanya, tapi belum memberi komentar tertulis, yaitu Prof. Halide dari Sulawesi dan Prof. Dr. Quriesh Shihab. Juga komentar dari Majlis Ulama Indonesia, NU, Muhammadiyah dan beberapa syekh tarekat. Setelah diadakan pelatihan di berbagai negara dan lapisan masyarakat, ada beberapa testimoni tentang efektifitasnya."
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain