Text
The Ahok Way : Hidup adalah Kebenaran Mati adalah Keuntungan
Dari gambar dan judul buku ini, Anda sudah barang tentu menebak akrab dengan satu kalimat ini: ‘Hidup adalah kebenaran, mati adalah keuntungan’. Ya, ‘The Ahok Way’ sebuah buku yang berisi tentang sosok, pemikiran dan gaya kepemimpinan seorang Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab di sapa Ahok.
Sebagai pemimpin dari kalangan double minority, yakni keturunan Tionghoa dan Kristiani, buku ini mencoba menuliskan secara lengkap tentang perjalanan karir berpolitik dan karir kepemimpinan khas Ahok yang cukup unik dan berbeda. Mulai dari karir berpolitiknya sebagai anggota DPRD tingkat II Belitung Timur 2004-2009. Kemudian terpilih menjadi Bupati Belitung Timur, anggota DPR, lalu melompat menjadi wakil gubernur DKI Jakarta mendampingi Presiden Joko Widodo yang kala itu sebagai Gubernur untuk periode 2012-2017.
Sepanjang kiprahnya di dunia politik, Ahok memilih untuk tetap berada di jalan yang lurus; menegakkan kebenaran dan konstitusi, sebuah jalan terjal yang hanya dilakukan oleh segelintir politisi. Sebagai pemimpin, Ahok menunjukkan sikap berani menghadang tantangan dan siap mati melawan korupsi, menjual kebenaran dan keadilan serta manipulasi. Ia berpegang pada prinsip: “Saya memilih taat pada konstitusi daripada konstituen, apapun risikonya”.
Ahok tidak takut mati, karena baginya menegakkan kebenaran dan memperjuangkan keadilan adalah keuntungan. Ia bahkan telah berpesan pada istrinya jika kelak suatu saat nyawanya harus melayang karena apa yang diperjuangkan maka ia meminta agar dipulangkan dan dikuburkan di Belitung. Ia juga berpesan agar batu nisannya dituliskan: “Hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”.
Dalam berpolitik, Ahok menempuh Prophetical Voice yaitu sikap politik yang menyuarakan suara ‘kenabian’ yang membawa misi pembebasan untuk membebaskan rakyat dari kebodohan dan penindasan serta melindungi mereka yang tidak berdaya. Bagi Ahok tidak ada kaum minoritas dan mayoritas, semua dianggapnya sama.
Buku 'The Ahok Way’ karangan Pieter Randan Bua ini menjabarkan tentang paradigma baru tentang calon pemimpin yang berupaya ditularkan Ahok . “Tidak ada kaum minoritas di bangsa ini dan tidak ada alasan seseorang menolak seseorang menjadi pemimpin karena agamanya di negara Pancasila, Indonesia tercinta. Bangsa ini seharusnya tak memiliki warga kelas dua, kelas tiga, dan seterusnya. Tak ada mayoritas ataupun minoritas. Siapapun berhak ikut membangun bangsa ini”.
Bagi Anda yang ingin mengenal sosok Ahok dan buah pikir kepemimpinannya, ‘The Ahok Way’ akan membawa Anda pada titik itu. Kehadiran Ahok sebagai pemimpin pertama dari kalangan double minority yang dipilih melalui jalan demokrasi, menjadi sejarah baru bagi bangsa ini sekaligus sebagai inspirasi kepemimpinan yang jujur, berani dan tulus di tengah krisis kepemimpinan saat ini.
Jalan untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah mudah, banyak tantangan dan risiko yang harus dijalani oleh mereka yang tetap berpegang pada kebenaran dan kejujuran. Dan di dalam sosok Ahok tercermin sosok pemimpin masa depan yang dirindukan banyak orang. Itulah inti yang berusaha disampaikan penulis Pieter Randan Bua lewat buku 'The Ahok Way’ ini.
Tidak tersedia versi lain