Text
Kafetaria
Pada tahun 1935, Isaac Bashevis Singer beremigrasi ke Amerika Serikat dari kampung halamannya di Polandia. Hal ini menyelamatkannya sebab empat tahun kemudian Jerman menginvasi Polandia. Di satu sisi, terhindar dari cengkraman Nazi adalah nasib baik baginya. Tapi di sisi lain, hal itu menjelma mimpi buruk yang merangkak dan membayanginya karena kemudian, ketika banyak dari ‘landsleit’ (rekan Yahudi sekampung) Polandianya juga datang ke Amerika Serikat dalam rangka menyelamatkan diri, ia harus berhadapan dengan kisah-kisah mereka yang menyakitkan, menyedihkan, sekaligus menakutkan.
Ia memang tidak mengalami pahit getir kehidupan di bawah pendudukan Nazi Jerman, tapi apa bedanya ketika saudara-saudaranya sesama Yahudi mengalami hal itu? Sebagai sesama Yahudi dalam lingkup kecil, dan sebagai sesama umat manusia dalam lingkup besar, ia ikut merasakan penderitaan para landsleit-nya, ikut terluka manakala mereka terluka, ikut berdarah manakala mereka berdarah. Dan baginya, mengisahkan hal-hal tersebut adalah satu dari sekian cara agar dunia tahu, agar dunia dapat mengambil pelajaran dari kebrutalan peradaban yang sudah semestinya tidak terjadi dan, jika telah terlanjur terjadi sebagaimana kenyataannya, jangan sampai hal yang sama kembali terulang.
Kisah-kisah inilah yang termuat di dalam kumpulan cerita “Kafetaria” ini. Sebagai seorang penulis Polandia di Amerika Serikat, Isaac bergerak bolak-balik di antara dua realitas yang darinya ia banyak menggali ilham: kehidupannya di Amerika Serikat dan nostalgia kampung halamannya. Di dalam kumpulan ini, kita bisa membaca kisah-kisah berlatar Warsawa seperti ‘Spinoza dari Jalan Pasar’dan ‘Seorang Kawan Kafka’, juga kisah-kisah berlatar New York seperti ‘Kafetaria’ dan ‘Kabalis dari Broadway Timur’, cerita-cerita terbaik Isaac Bashevis Singer yang telah menjadi klasik. Di bagian akhir buku juga dilampirkan pidato Isaac Bashevis Singer ketika menerima Hadiah Nobel Sastra pada tahun 1978.
Tidak tersedia versi lain