Bulu matamu: padang ilalang. Di tengahnya sebuah sendang. Kata sebuah dongeng. Dulu ada seorang musafir datang bertapa untuk membuktikan apakah benar wajah bulam bisa disentuh lewat dasar sendang. Ia tak percaya, maka ia menyelam. Tubuhnya tenggelam dan hilang di arus maha dalam. Arwahnya menjelma pusaran air berwarna hitam. Bulu matamu: padang ilalang.
Dari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kit…
Rumah Bambu adalah kumpulan cerpen Romo Mangun yang pertama dan terakhir kali diterbitkan. Sebagian besar cerpen-cerpen itu ditemukan di rumah penulis, di Kuwera, Yogyakarta, dalam keadaan penuh koreksi dan sulit dibaca. Dari duapuluh cerpen yang ada dalam buku ini, hanya tiga yang pernah dipublikasikan. Hampir semua tema cerita dalam buku ini adalah peristiwa-peristiwa yang kelihatan sed…
Sebelum meninggal, Romo Mangun pernah bercerita bahwa ia sedang mengerjakan sebuah novel. Mungkin novel inilah yang dimaksud. Semula, naskah novel ini berupa berkas-berkas yang ditulis dengan mesin ketik, tercerai-berai, penuh coretan, sehingga tidak mudah dibaca. Setelah diketik ulang dan disunting seperlunya oleh orang-orang yang dekat dengan Romo Mangun, KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)…