Usman Arrumy menurut hemat saya adalah seorang penyair penghayat. Buku-buku sufi yang ditelaahnya cukup banyak. Bahkan ia telah menerjemahkan puisi-puisi Sapardi Djoko Damono ke dalam bahasa Arab, dan hasilnya bagus. Berarti Usman adalah seorang pengembara rohani yang ingin mereguk makna hidup dengan cinta. Melalui Asmaraloka ini, ia hidup dengan cinta.
Kau adalah masa silamku yang tercecer pada serpihan kertas. Aku masih membacamu meski pandanganku mulai samar-samar Kau adalah masa silamku yang tersisa pada gulungan kaset. Aku masih mendengarmu meski telingaku hanya menangkap kebisuan. Kau adalah masa silamku yang teronggok pada keranjang sampah. Aku masih memilahmu meski tanganku sulit membedakan terang dan gelap. Kau adalah masa silamku …
Tapi khatib-khatib di masa ketika pihak pemberontak telah dikalahkan telah dijemput dari rumah istrinya, dinaikkan ke atas truk dan diturunkan di sawah berawa-rawa untuk dibenamkan hidup-hidup. Khatib-khatib lain tidak lagi berani berkata apa-apa di atas mimbar, dan shalat jumat berlangsung begitu cepat, didahului oleh khotbah si bisu. Tentara pendudukan dari seorang perdana menteri tambu…
Bulu matamu: padang ilalang. Di tengahnya sebuah sendang. Kata sebuah dongeng. Dulu ada seorang musafir datang bertapa untuk membuktikan apakah benar wajah bulam bisa disentuh lewat dasar sendang. Ia tak percaya, maka ia menyelam. Tubuhnya tenggelam dan hilang di arus maha dalam. Arwahnya menjelma pusaran air berwarna hitam. Bulu matamu: padang ilalang.
Sajak-sajak di dalam buku ini saya buat dalam rentang waktu tujuh tahun (2011-2018). Semula, saya menulis sajak-sajak eksistensial. Namun, setelah jengah dengan tema itu, saya beralih menulis sajak-sajak cinta. Tujuannya adalah agar pandangan saya terhadap puisi tidak lagi berlebih-lebihan dengan, misalnya, mengganggapnya sebagai sesuatu yang monastik. Saya seorang lelaki yang kebetulan bisa me…
Aku menjalankan peta nasibku Kau rupanya yang menentukan tujuan Aku menguasai ilmu pengetahuan, peta dunia dan buku-buku Tapi kau lebih paham segalanya Akulah pembuka lahan di daratan kering, Memangkas rumput dan membakar ranting Dan menjadi pemilik atas wilayah temuan Tapi ternyata, engkaulah penguasanya Dengan anggur dan kitab suci, aku mabuk memujamu Tapi pujaanku, mungkin takka…
Dari kamar mandi yang jauh dan sunyi saya ucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puisi. Sabda sudah menjadi saya. Saya akan dipecah-pecah menjadi ribuan kata dan suara. Tubuhku kenangan yang sedang menyembuhkan lukanya sendiri. Menggigil adalah menghafal rute menuju ibu kota tubuhmu. Lupa: mata waktu yang tidur sementara. Tuhan yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku. Kit…
Antologi puisi Negeri Daging adalah sebentuk “keistiqomahan” penulisnya dalam mengikuti perjalanan kehidupan makhluk Tuhan yang ia cintai: manusia dan Indonesia. Apa yang tertuang di dalamnya secara langsung, jernih, dan benderang mampu mengungkap sikap dan gerak hati penulisnya. Tak ada lagi beban untuk memilih-milih dan memacak kata yang indah, agung, dan “puitis”. Seperti set…
1/ Puisi-puisi dalam buku ini berutang kepada sebuah perjalanan sentimentil dari Mojokerto menuju Bandung pada awal Oktober 2015. 2/ Puisi-puisi dalam buku ini berutang kepada sebuah unggahan foto di Facebook tanggal 5 Mei 2016. Foto tersebut menampilkan diri saya yang tengah berdiri mengenakan kaus berwarna ungu bergambar figur yang diandaikan sebagai Gajah Mada. 3/ Puisi-puisi dalam buk…